KARAWANG, halokrw.com -Baru dua bulan mengawali tahun 2025, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Karawang telah menangani 20 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kasus yang dilaporkan bervariasi, tetapi tren masih didominasi oleh kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak.
Menurut Kepala DP3A Karawang, Hj. Wiwiek Krisnawati, S.Sos, meningkatnya jumlah laporan ini menandakan bahwa semakin banyak perempuan yang berani melapor dan mencari perlindungan.
“Dulu banyak korban yang enggan melapor karena merasa tabu atau takut dipermalukan. Kini kesadaran mulai meningkat, dan mereka lebih berani mencari keadilan,” ungkap Wiwik, Jumat (14/2/2025).
Salah satu kasus yang baru saja ditangani adalah dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum pengamen terhadap seorang anak kelas 5 SD. Video yang menunjukkan kakak korban mendatangi pelaku untuk meminta pertanggungjawaban viral di media sosial, hingga akhirnya Satpol PP Karawang mengamankan para pelaku.
DP3A telah melakukan pendampingan terhadap korban dan memfasilitasi mediasi antara pihak keluarga dan pelaku.
“Proses mediasi sudah dilakukan, pelaku telah dipanggil, dan dalam pertemuan kedua telah mencapai titik temu. Kedua belah pihak saling memaafkan, dan pelaku berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya,” jelasnya.
Meski mediasi telah dilakukan, DP3A tetap membuka ruang konsultasi bagi korban agar pemulihan psikologisnya dapat berjalan optimal.
DP3A juga mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. “ Kami berharap masyarakat tidak takut melapor. Jika ada indikasi kekerasan, segera hubungi pihak berwenang agar bisa segera ditangani,” pungkasnya.
0 Comments