KARAWANG, HaloKrw.Com – Banjir rob yang terjadi di Dusun Tanjungsari, Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, pada Selasa, 21 Januari 2025, membuat sekitar 350 jiwa terisolir. Jalur utama yang biasa digunakan warga untuk perekonomian dan aktivitas sehari-hari terendam banjir, sementara 55 rumah, 1 mushola, 1 madrasah, dan tambak seluas 200 hektar juga terdampak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang, Ferry Muharram, menyampaikan bahwa meskipun kondisi banjir rob masih berlangsung, tidak ada korban jiwa atau warga yang jatuh sakit. Pihak BPBD dibantu dengan aparat desa sudah melakukan koordinasi dan mengirimkan bantuan untuk meringankan beban warga, termasuk menyediakan perahu untuk mengevakuasi dan membantu aktivitas warga.
“Terputusnya akses jalan utama di daerah itu memang menyulitkan warga melakukan aktifitasnya. Kami bergerak cepatmembantu bagaimana caranya aktifitas warga tidak terganggu. Setelah berkoordinasi dengan pihak Camat dan desa, Kami sudah mengirimkan bantuan perahu serta mie instan dan air mineral,” ungkap Ferry saat diwawancarai di Kantornya, Kamis (23/1/2025) siang.
Ferry juga mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap bencana banjir rob susulan, mengingat curah hujan yang masih tinggi sehingga menimbulkan ombak besar pantai dampak dari angin barat laut.
Camat Cibuaya, Agus Somantri, menambahkan bahwa selain merendam 55 rumah warga, satu mushola, dan satu madrasah, air laut juga menenggelamkan sekitar 200 hektare tambak yang menjadi sumber penghidupan warga setempat. Meski tidak ada warga yang mengungsi, aktivitas sehari-hari mereka terganggu, terutama karena mereka tidak dapat melaut atau mengurus tambak. Warga yang berada di dusun itu juga kesulitan beraktivitas ke luar-masuk desa akibat jalan utama yang terputus oleh banjir rob.
“Banjir rob ini mengakibatkan beberapa titik jalan tergerus air, sehingga akses utama untuk keluar masuk dusun tidak bisa dilalui kendaraan. Warga hanya bisa menggunakan perahu untuk mobilitas,” jelas Agus. Namun, tidak sembarang perahu bisa digunakan untuk mengangkut warga atau barang, karena harus menyesuaikan kondisi medan dan kebutuhan.
Pihak Pemkab Karawang segera merespons dengan mengirimkan perahu karet yang dimodifikasi menjadi “perahu getek”, yang kini digunakan untuk membantu aktivitas warga. Perahu tersebut tidak hanya bisa mengangkut hasil laut dan hasil tambak, tetapi juga sepeda motor dan anak-anak yang hendak pergi ke sekolah. Meskipun begitu, perahu ini sifatnya hanya pinjam pakai, karena setelah bencana surut, perahu akan dipindahkan ke desa lain yang juga membutuhkan.
Penulis : Panji Mayza Perdana
0 Comments