KARAWANG, halokrw.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan intervensi pencegahan stunting di Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, dengan merenovasi tiga rumah keluarga berisiko stunting. Program ini menargetkan keluarga yang tinggal di lingkungan dengan kondisi sanitasi buruk, yang menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting pada anak.
Direktur Bina Peran Serta Masyarakat BKKBN, Sutriningsih, menjelaskan bahwa perbaikan lingkungan tempat tinggal merupakan langkah awal untuk memastikan anak-anak tumbuh dengan sehat dan terbebas dari risiko stunting.
“Kami tahu bahwa setiap daerah memiliki keluarga dengan risiko stunting. Salah satu penyebab utamanya adalah lingkungan yang kurang layak, termasuk sanitasi yang buruk. Karena itu, kami berupaya membantu dengan renovasi rumah di tiga lokasi di Kecamatan Ciampel,” kata Sutriningsih, Senin (17/3/2025) pagi.
Ketiga rumah tersebut berlokasi di Desa Mulyasari dan Mulyasejati. Program ini diberikan kepada keluarga yang telah terverifikasi memiliki faktor risiko stunting, baik dari kondisi rumah maupun lingkungannya.
Dengan adanya renovasi ini, diharapkan kualitas hidup keluarga penerima manfaat dapat meningkat. Rumah yang lebih layak, bersih, serta memiliki sanitasi yang baik akan berkontribusi pada kesehatan anak-anak di dalamnya.
“Jika lingkungannya sehat dan bersih, ditambah dengan pemenuhan gizi yang cukup, maka risiko stunting bisa dicegah. Anak-anak pun dapat tumbuh dengan optimal,” tambah Sutriningsih.
Sebelumnya, Menteri Kependudukan dan Pengembangan Keluarga, Wihaji, sempat mengunjungi rumah-rumah tersebut setelah meresmikan Program Genting (Gerakan Peduli Stunting) di Karawang. Renovasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperbaiki kondisi keluarga berisiko stunting di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Karawang, Hj. Sopiah, mengungkapkan bahwa Kecamatan Ciampel masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi.
“Berdasarkan data terbaru, di Kecamatan Ciampel tercatat ada 156 balita yang mengalami stunting. Ini menjadi perhatian serius bagi kami, sehingga berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka tersebut,” ujar Hj. Sopiah.
Menurutnya, stunting tidak hanya dipicu oleh faktor kurangnya asupan gizi, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, program renovasi rumah yang dilakukan BKKBN menjadi salah satu langkah penting dalam upaya menekan angka stunting di Karawang.
“Penyebab stunting bukan hanya soal makanan bergizi, tetapi juga lingkungan yang sehat. Jika tempat tinggalnya tidak layak, sanitasi buruk, dan tidak ada akses air bersih, risiko stunting semakin tinggi. Karena itu, program seperti ini sangat penting untuk menekan angka stunting di Karawang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hj. Sopiah menegaskan bahwa peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam menangani masalah ini. Ia mengajak warga untuk lebih peduli terhadap tumbuh kembang anak dengan menerapkan pola makan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan akses air bersih di rumah masing-masing.
“Anak-anak adalah masa depan bangsa. Jika sejak dini mereka mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat stunting, maka dampaknya bisa jangka panjang, termasuk dalam hal kecerdasan dan produktivitas di masa depan. Maka dari itu, mari kita bersama-sama bekerja untuk menekan angka stunting di Karawang,” tutupnya.
BKKBN dan DPPKB Karawang berkomitmen untuk terus menjalankan berbagai program strategis guna memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan optimal. Dengan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan angka stunting di Karawang dapat ditekan secara signifikan.
0 Comments