Demi Viral, Konsep Pernikahan Kini Didorong oleh Standar Konten TikTok?


KARAWANG, HaloKrw.Com

Fenomena pernikahan dengan konsep yang mengacu pada tren di TikTok kini tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak pasangan yang memilih untuk merancang hari bahagia mereka dengan standar yang “Instagramable” dan “TikTokable”, demi mendapatkan estetika visual yang sempurna serta engagement tinggi di media sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial, khususnya TikTok, telah membentuk tren baru dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pernikahan. Tren seperti “wedding first look,” “bridesmaid aesthetic,” “slow-motion wedding entry,” hingga “candid moment yang terkonsep” menjadi hal yang seolah wajib ada dalam dokumentasi pernikahan masa kini.

Sejumlah warganet mengkritik tren ini karena dianggap lebih berfokus pada pencitraan di media sosial dibandingkan makna pernikahan itu sendiri. Tak sedikit pasangan yang merasa terbebani untuk menyesuaikan pernikahan mereka agar terlihat sesuai dengan standar konten yang sedang viral.

“Sekarang nikah itu bukan cuma soal akad dan resepsi, tapi juga harus mikirin konsep foto prewedding, cinematic video, dekorasi yang estetik, bahkan bridesmaid yang harus seragam dan fotogenik. Seakan-akan kalau pernikahan kita nggak ‘TikTokable’, malah jadi terlihat biasa aja,” ujar salah satu warganet di platform X.

Bahkan, tak sedikit yang rela mengeluarkan dana besar untuk mengikuti tren ini, meski sebenarnya di luar kemampuan finansial mereka. Pernikahan yang dulunya lebih berfokus pada kebersamaan keluarga, kini banyak berubah menjadi ajang untuk mendapatkan sorotan warganet.

Seorang perencana pernikahan, Rina Wibowo, menyebutkan bahwa permintaan pasangan calon pengantin terhadap konsep yang “viral” memang meningkat pesat dalam dua tahun terakhir.

Baca Juga:  Srikandi Satpol PP: Perempuan Tangguh di Balik Penegakan Ketertiban Masyarakat

“Sekarang calon pengantin banyak yang datang ke wedding organizer dengan permintaan konsep tertentu yang sedang viral di TikTok. Mereka ingin momen-momen pernikahan mereka terlihat sinematik, bahkan kadang ada yang lebih peduli soal dokumentasi daripada kenyamanan tamu,” ujarnya.

Namun, di sisi lain, ada pula yang melihat tren ini sebagai bentuk kreativitas dan ekspresi diri. Beberapa pasangan menikmati proses perencanaan pernikahan dengan sentuhan yang lebih personal dan modern, serta menyesuaikan dengan karakter mereka sendiri.

Sosiolog Dr. Rudi Santoso menilai bahwa fenomena ini adalah dampak dari era digital, di mana setiap aspek kehidupan kini memiliki dimensi “online presence”.

“Tidak bisa dipungkiri, generasi muda saat ini tumbuh dengan media sosial sebagai bagian dari keseharian mereka. Pernikahan pun akhirnya menjadi bagian dari ekosistem digital yang harus ‘terlihat sempurna’. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa pernikahan bukan sekadar konten, melainkan sebuah perjalanan kehidupan,” jelasnya.

Pernikahan adalah momen sakral yang seharusnya disesuaikan dengan nilai dan kenyamanan pasangan, bukan hanya demi memenuhi ekspektasi sosial di dunia maya. Oleh karena itu, banyak yang berharap agar calon pengantin tetap bisa merayakan hari bahagia mereka dengan konsep yang memang sesuai dengan diri mereka, tanpa tekanan untuk mengikuti tren semata.

Tim Redaksi

Iklan
Ad 1

Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

hate hate
0
hate
confused confused
0
confused
fail fail
0
fail
fun fun
0
fun
love love
0
love
lol lol
0
lol
omg omg
0
omg
win win
0
win

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *