Karangligar Menuju Bebas Banjir: DPR dan BBWS Siapkan Sistem Pengendali Terpadu


KARAWANG, halokrw.com – Harapan warga Karangligar untuk terbebas dari banjir tahunan semakin terbuka. Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, melakukan peninjauan langsung ke lokasi rencana pembangunan pintu air dan sistem pengendali banjir yang digagas sebagai solusi permanen atas genangan yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun.

Dalam kunjungannya di Desa Parungsari, Saan menegaskan bahwa banjir yang terus berulang tidak hanya menimbulkan kerugian material bagi warga, tetapi juga berdampak besar terhadap produktivitas pertanian Karawang sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

“Sudah dua dekade lebih masyarakat di sini hidup dalam ancaman banjir. Sawah terendam, rumah terendam, panen gagal. Ini tidak boleh terus terjadi,” ujar Saan, Kamis (20/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa berbagai kajian dan diskusi telah dilakukan bersama BBWS Citarum dan Kementerian PUPR selama satu tahun terakhir. Hasilnya, disepakati pembangunan sistem pengendali banjir terpadu yang meliputi pemasangan pintu air, pembangunan rumah pompa, serta normalisasi dua saluran pembuang utama: Cidawolong dan Kedung Hurang.

Pekerjaan infrastruktur dijadwalkan dimulai tahun ini, dengan target operasional penuh pada 2026. Saan menegaskan bahwa Pemkab Karawang bertanggung jawab atas pembebasan lahan, sementara Kementerian PUPR menangani konstruksi fisik dan mekanikal dengan total anggaran yang mencapai ratusan miliar rupiah.

“Kalau pembebasan lahan berjalan lancar, masyarakat Karangligar bisa mulai merasakan manfaatnya tahun depan. Tujuannya jelas: mereka harus terbebas dari banjir,” tegasnya.

Baca Juga:  Tabrakan Maut di GT Ciawi, 11 Luka-luka, 8 Tewas Masih Tanpa Identitas

Kepala BBWS Citarum, Marasi Deon Joubert, turut memaparkan penyebab utama banjir langganan di Karangligar. Selain berada di pertemuan Sungai Cibeet dan Citarum, kawasan ini mengalami penurunan muka tanah hingga 2 meter dalam kurun 2007–2015, serta land subsidence sekitar 1,1 cm per tahun. Aliran balik sungai dan alih fungsi lahan di bagian hulu juga memperparah kondisi.

Banjir besar pada Maret 2025 bahkan merendam 160 hektare sawah, menggenangi 1.700 rumah, dan melumpuhkan fasilitas umum seperti masjid serta sekolah.

Untuk mengatasinya, BBWS menyiapkan paket solusi strategis:

  1. Pemasangan pintu air dan pompa di dua titik aliran balik Sungai Cibeet.
  2. Normalisasi dan penanggulan saluran Cidawolong dan Kedung Hurang.
  3. Pembangunan rumah pompa.
  4. Target operasional pintu air dan pompa pada Juli–Agustus 2026.
  5. Pembangunan tanggul Sungai Cibeet sepanjang total 11,7 km di sisi Karawang dan Bekasi.

“Dengan sistem ini, genangan 160 hektare dapat ditekan drastis menjadi hanya beberapa hektare saja,” jelas Joubert.

Saan berharap proyek ini menjadi tonggak awal berakhirnya kekhawatiran warga setiap kali hujan turun. Lebih dari sekadar mengatasi banjir, langkah ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas produksi pangan nasional.


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

hate hate
0
hate
confused confused
0
confused
fail fail
0
fail
fun fun
0
fun
love love
0
love
lol lol
0
lol
omg omg
0
omg
win win
0
win

0 Comments