KARAWANG, halokrw.com – Ada yang berbeda di pelataran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsika malam ini. Tanpa panggung megah, tanpa batas antara aktor dan penonton, Teater Pijar akan menampilkan debut mereka dengan naskah Biografi Cinta. Bukan di dalam gedung pertunjukan, melainkan di ruang publik, tempat seni bisa lebih dekat dan terasa nyata bagi semua orang.
Teater Pijar adalah komunitas baru yang lahir dari kegelisahan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unsika. Mereka—para pencinta teater dari angkatan 2022, 2023, dan 2024—merasa seni dan sastra yang mereka pelajari di kelas harus menemukan wadah yang lebih hidup. “Kami bosan hanya menjadi penikmat di dalam kelas. Kami ingin berkarya, bergerak, dan menyalakan pijar seni di mana saja,” ujar Syahrul Ilham Fauzi, Ketua Teater Pijar saat diwawancarai, Selasa (11/2/2025) sore ditengah persiapan pementasan.
Berbeda dari kelompok teater lain, Pijar memilih panggung yang tak biasa—ruang publik, tempat seni bisa langsung menyapa masyarakat. Debut mereka malam ini bukan hanya pertunjukan, tetapi juga gerbang bagi mahasiswa lain yang ingin bergabung.
“Kami membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berkarya. Teater Pijar tidak hanya soal seni peran, tapi juga tari dan seni rupa,” tambah Syahrul.
Nama Pijar bukan sekadar identitas, melainkan doa. Mereka ingin menjadi cahaya baru bagi dunia seni di kampus, menerangi jalan bagi mahasiswa yang ingin berekspresi tanpa batas. Ke depan, Teater Pijar berencana terus menantang zona nyaman—mementaskan seni di tempat-tempat tak terduga, melatih keberanian, dan menghadirkan pengalaman teater yang lebih dekat dengan masyarakat.
Malam ini, FKIP Unsika akan menjadi saksi awal perjalanan mereka. Sebuah panggung tanpa batas, seni yang membaur dengan kehidupan. Teater Pijar telah menyalakan api. Tinggal menunggu, siapa yang akan ikut menyala?
0 Comments