Teguran Keras Gubernur Jabar: Guru Diminta Berhenti Pamer di Medsos, Fokus pada Pendidikan


BANDUNG, halokrw.com – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan setelah memberikan teguran keras kepada para guru terkait aktivitas mereka di media sosial. Dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya, Jumat (8/2/2025) pagi, Dedi menekankan bahwa guru harus lebih fokus pada tugas utamanya dalam mendidik siswa, bukan justru sibuk membuat konten yang tidak berkaitan dengan pendidikan.

Menurutnya, ada fenomena yang kini marak terjadi di lingkungan sekolah, di mana para guru lebih banyak membuat konten pribadi seperti berjoget, memamerkan pakaian, sepatu, hingga melakukan hal-hal yang bertujuan menarik perhatian netizen.

“Guru diharapkan tidak melakukan kegiatan di media sosial di sekolah yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan. Seperti tiba-tiba guru joget-joget di kelas. Menurut saya itu tidak penting. Fokuskan tugas guru sesuai kebutuhan dengan memposting kegiatan siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” tegas Dedi dalam videonya.

Dedi menegaskan bahwa seorang guru seharusnya menjadi sosok teladan bagi para siswanya. Ia berharap tenaga pendidik bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial, terutama saat berada di lingkungan sekolah.

Revolusi Pendidikan: Fokus Guru dan Kepala Sekolah Akan Diarahkan Kembali

Dalam kesempatan yang sama, Dedi juga mengumumkan gebrakan baru terkait pengelolaan sekolah di Jawa Barat. Salah satu kebijakan yang akan ia terapkan setelah dilantik adalah membebaskan kepala sekolah dari urusan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Baca Juga:  Sempat Gunakan Lantai Kantor untuk KBM, Kini Siswa SDN Mulyajaya 2 Kembali ke Kelas

Menurut Dedi, selama ini kepala sekolah kerap mengalami tekanan psikologis dalam mengelola dana BOS, yang pada akhirnya menghambat tugas utama mereka dalam membangun dan mengelola sistem pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, ia berencana membentuk tim administrasi khusus yang akan mendampingi dan mengelola keuangan di setiap sekolah.

“Saya paham kepsek sering dihadapkan dengan tekanan psikologi tentang pengelolaan keuangan. Untuk itu ada hal yang perlu disampaikan dan nantinya bisa menjadi komitmen bersama. Pengelolaan keuangan sepenuhnya diserahkan kepada tim administrasi sekolah, dan kami akan melakukan pendampingan administrasi,” ujar Dedi.

Tak hanya kepala sekolah, Dedi juga menyoroti beban administratif yang selama ini menghambat tugas guru. Ia menilai bahwa banyak guru yang justru lebih sibuk membuat laporan administrasi dibandingkan fokus mengajar di kelas.

“Guru tidak boleh dibebani oleh aspek administratif yang akhirnya membuat mereka lebih sibuk membuat laporan dibandingkan mengajar siswa. Nanti kami akan menyiapkan tim kepegawaian di setiap sekolah agar urusan administratif seperti kenaikan golongan, tunjangan, dan gaji dikelola dengan baik tanpa mengganggu tugas utama guru,” jelasnya.


Like it? Share with your friends!

What's Your Reaction?

hate hate
0
hate
confused confused
0
confused
fail fail
0
fail
fun fun
0
fun
love love
0
love
lol lol
0
lol
omg omg
0
omg
win win
0
win

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *